Kencan # 10
Memberimu Kecupan Pertama saat Mengantar Pulang
Di depan gerbang, Stella melihat pada murid satu persatu meninggalkan sekolah. Akhirnya tinggallah Stella sendirian bersama Bleki, si anjing Pak Rusli. Stella mengelus-elus Si Bleki.
"Kali ini kau harus menolongku," bisiknya pada Bleki. "kalau si Robin macam-macam kau harus gonggong dia yang kencang, ya?"
"Aku rasa tidak." Tiba-tiba Robin sudah ada dibelakangnya.
Robin mengusap-usap punggung Bleki dan ekor Bleki bergoyang-goyang karena kegirangan.
Robin berjalan keluar sekolah "ikut aku" katanya. Tiba-tiba sebuah mobil hitam yang biasa menjemput Robin berhenti didepan Robin. Robin membukakan pintunya dan menyuruh Stella masuk. Stella curiga untuk apa Robin menyuruh masuk ke mobil itu. "Kau mau apa?" tanya Stella protes. Robin tertawa melihat tingkah Stella. " Kau mau penjelasan kan?"
"Ya!"
"Kalau begitu, masuk," perintah Robin.
Stella dengan ragu masuk ke mobil, Robin duduk di sebelahnya dan menutup pintu.
Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah taman, dan mereka berdua kemudian turun.
Taman itu sepi, tidak ada seorang pun. Stella mulai merasa curiga. Bagaimana kalau Robin berbuat sesuatu padanya keadaan dia tidak bisa meminta tolong pada siapa pun?
Selang beberapa waktu Stella mengikuti Robin, kesabarannya semakin menipis. " aku tidak mau ikut lagi. Sebaiknya kau menjelaskannya sekarang juga. Kalau tidak, aku pergi," ancam Stella.
" OK! OK kalau kau mau mengetahuinya sekarang "
Robin menatap mata Stella dengan sungguh-sungguh. Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Selamat ulang tahun" katanya.
Stella menerima pemberian Robin. "Dari mana kau tahu?"
" Lusi yang memberi tahu," kata Robin
Ternyata Lusi ingin berperan sebagai dewi cinta bagi mereka. Stella melihat kado yang ada pada tangannya. Bentuknya berupa kotak dan tidak terlalu besar.
"Buka saja," kata Robin.
Stella membukanya perlahan-lahan. Hatinya berdebar-debar. Stella membuka bungkus kadonya, Stella melihat ada sebuah kotak di dalamnya. Stella membuka kotak tersebut dan melihat isinya.
Dilihatnya sebotol parfum yang namanya Stella tidak bisa eja."Parfum???" tanya Stella bingung.
"Kau menyukainya?" tanya Robin hati-hati.
"Tidak!" jawab Stella spontan.
Robin kecewa melihat Stella tidak menyukai hadiahnya.
Stella memang tidak pernah berpura-pura di depannya. Robin kemudian kembali menuju parkiran mobil dan mengambil sesuatu dari bagasi. Setelah mendekat, Stella baru tahu bahwa itu adalah sebuah boneka. " Ini untukmu!" Robin memberikannya pada Stella.
Stella memperhatikan boneka beruang yang diberikan oleh Robin. Robin menarik nafas untuk mempersiapkan diri. Matanya memandang Stella lekat-lekat. "Aku menyukaimu, Stella."
Stella tidak percaya. Ternyata selama ini dugaan Lusi memang benar. Robin Menyukainya!.
"Kau serius?" tanya Stella ingin memastikan.
"Tentu saja aku serius," kata Robin.
"Mungkin aku sudah menyukaimu sejak aku melihatmu di basement waktu itu. Entah bagaimana aku tahu bahwa engkau berbeda."
Stella terdiam mendengar pengakuan Robin. Dia menyukaiku, kata Stella senang. Aku juga menyukaimu.
"Aku juga menyukaimu, Robin!" kata Stella akhirnya berterus terang.
Robin menatap Stella dan tiba-tiba dia memeluk Stella. Stella terkejut karenanya. Teatapi dia tertawa kecil dan membalas pelukannya. Setelah beberapa saat Stella berbicara. "Robin! aku rasa sebaiknya kau melepaskanku."
"Kenapa?" tanya Robin enggan melepaskan pelukkannya.
"Karena sebentar lagi akan hujan. Aku enggak mau kebasahan disini,"protes Stella.
Robin melepaskan pelukkannya dan ngomel.
"Kau ini memang tidak romantis sama sekali!"
Untuk pertama kalinya Stella tertawa terbahak-bahak didepan Robin. "Aku hanya berharap ini bukan mimpi."
Robin otomatis mencubit tangan Stella dengan keras.
"AUWWWWW!" pekik Stella.
"Sakit, kan?" kata Robin.
"Itu artinya bukan mimpi."
Stella kesal, dia ingin membalas balik perlakuan Robin, tetapi Robin sudah berlari menjauhi Stella.
"Robin, awas kau!!!!!!!!" teriak Stella.
Ulasan Unsur Intrinsik
Tema: Percintaan masa SMU
Tokoh: Stella, ayah Stella, Randy, Robin, Priska, Pak Rusli, Pak Johan, Bleki, Lusi, Michael, teman sekelas Stella, Kepala Sekolah, Ketua Paskibra, para Guru, Pak Anto, Penjaga Perpustakaan , Ketua OSIS, Penjaga Counter Parfum, Guard Park, Pak Ari, Bu Sisil, sopir Robin, Petugas Proyektor, Wati (Penjaga Studio Dua).
Amanat
- Jangan menyia-nyiakan masa remaja dengan kegiatan yang tidak berguna tetapi isilah dengan kegiatan-kegiatan yang positif sebagai bekal di masa depan.
- Hati-hatilah dalam pergaulan, dan jangan memandang remeh orang lain
- Rajin belajar
- Jangan sombong dengan harta kekayaan orang tua
- Jika membenci seseorang hendaknya biasa saja karena mungkin sustu saat ia menjadi orang yang kita cintai
- Cintailah pasanganmu dengan perasaan cinta yang tulus bukan atas dasar yang lain.
Latar: Basement sekolah, sekolah Stella, ruang kelas, ruang olahraga, kantin, gerbang sekolah, perpustakaan, halte bis, rumah Stella, bioskop, tempat konser, taman, counter parfum, ruang makan, tempat karcis, toilet sekolah, kostan Lusi, kamar ayah Stella, Planetarium, bus sekolah, bus karya wisata, tempat parkir, arena taman rekreasi, dapur, tangga sekolah, pintu masuk studio bioskop, kamar ganti pakaian, ruang kelas 2-5, lapangan upacara.
Alur: menggunakan alur maju