Senin, 02 Juni 2008

Kutipan dari halaman 205-218

Kencan # 10
Memberimu Kecupan Pertama saat Mengantar Pulang

Di depan gerbang, Stella melihat pada murid satu persatu meninggalkan sekolah. Akhirnya tinggallah Stella sendirian bersama Bleki, si anjing Pak Rusli. Stella mengelus-elus Si Bleki.
"Kali ini kau harus menolongku," bisiknya pada Bleki. "kalau si Robin macam-macam kau harus gonggong dia yang kencang, ya?"
"Aku rasa tidak." Tiba-tiba Robin sudah ada dibelakangnya.
Robin mengusap-usap punggung Bleki dan ekor Bleki bergoyang-goyang karena kegirangan.
Robin berjalan keluar sekolah "ikut aku" katanya. Tiba-tiba sebuah mobil hitam yang biasa menjemput Robin berhenti didepan Robin. Robin membukakan pintunya dan menyuruh Stella masuk. Stella curiga untuk apa Robin menyuruh masuk ke mobil itu. "Kau mau apa?" tanya Stella protes. Robin tertawa melihat tingkah Stella. " Kau mau penjelasan kan?"
"Ya!"
"Kalau begitu, masuk," perintah Robin.
Stella dengan ragu masuk ke mobil, Robin duduk di sebelahnya dan menutup pintu.
Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah taman, dan mereka berdua kemudian turun.
Taman itu sepi, tidak ada seorang pun. Stella mulai merasa curiga. Bagaimana kalau Robin berbuat sesuatu padanya keadaan dia tidak bisa meminta tolong pada siapa pun?
Selang beberapa waktu Stella mengikuti Robin, kesabarannya semakin menipis. " aku tidak mau ikut lagi. Sebaiknya kau menjelaskannya sekarang juga. Kalau tidak, aku pergi," ancam Stella.
" OK! OK kalau kau mau mengetahuinya sekarang "
Robin menatap mata Stella dengan sungguh-sungguh. Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Selamat ulang tahun" katanya.
Stella menerima pemberian Robin. "Dari mana kau tahu?"
" Lusi yang memberi tahu," kata Robin
Ternyata Lusi ingin berperan sebagai dewi cinta bagi mereka. Stella melihat kado yang ada pada tangannya. Bentuknya berupa kotak dan tidak terlalu besar.
"Buka saja," kata Robin.
Stella membukanya perlahan-lahan. Hatinya berdebar-debar. Stella membuka bungkus kadonya, Stella melihat ada sebuah kotak di dalamnya. Stella membuka kotak tersebut dan melihat isinya.
Dilihatnya sebotol parfum yang namanya Stella tidak bisa eja."Parfum???" tanya Stella bingung.
"Kau menyukainya?" tanya Robin hati-hati.
"Tidak!" jawab Stella spontan.
Robin kecewa melihat Stella tidak menyukai hadiahnya.
Stella memang tidak pernah berpura-pura di depannya. Robin kemudian kembali menuju parkiran mobil dan mengambil sesuatu dari bagasi. Setelah mendekat, Stella baru tahu bahwa itu adalah sebuah boneka. " Ini untukmu!" Robin memberikannya pada Stella.
Stella memperhatikan boneka beruang yang diberikan oleh Robin. Robin menarik nafas untuk mempersiapkan diri. Matanya memandang Stella lekat-lekat. "Aku menyukaimu, Stella."
Stella tidak percaya. Ternyata selama ini dugaan Lusi memang benar. Robin Menyukainya!.
"Kau serius?" tanya Stella ingin memastikan.
"Tentu saja aku serius," kata Robin.
"Mungkin aku sudah menyukaimu sejak aku melihatmu di basement waktu itu. Entah bagaimana aku tahu bahwa engkau berbeda."
Stella terdiam mendengar pengakuan Robin. Dia menyukaiku, kata Stella senang. Aku juga menyukaimu.
"Aku juga menyukaimu, Robin!" kata Stella akhirnya berterus terang.
Robin menatap Stella dan tiba-tiba dia memeluk Stella. Stella terkejut karenanya. Teatapi dia tertawa kecil dan membalas pelukannya. Setelah beberapa saat Stella berbicara. "Robin! aku rasa sebaiknya kau melepaskanku."
"Kenapa?" tanya Robin enggan melepaskan pelukkannya.
"Karena sebentar lagi akan hujan. Aku enggak mau kebasahan disini,"protes Stella.
Robin melepaskan pelukkannya dan ngomel.
"Kau ini memang tidak romantis sama sekali!"
Untuk pertama kalinya Stella tertawa terbahak-bahak didepan Robin. "Aku hanya berharap ini bukan mimpi."
Robin otomatis mencubit tangan Stella dengan keras.
"AUWWWWW!" pekik Stella.
"Sakit, kan?" kata Robin.
"Itu artinya bukan mimpi."
Stella kesal, dia ingin membalas balik perlakuan Robin, tetapi Robin sudah berlari menjauhi Stella.
"Robin, awas kau!!!!!!!!" teriak Stella.
Ulasan Unsur Intrinsik
Tema: Percintaan masa SMU
Tokoh: Stella, ayah Stella, Randy, Robin, Priska, Pak Rusli, Pak Johan, Bleki, Lusi, Michael, teman sekelas Stella, Kepala Sekolah, Ketua Paskibra, para Guru, Pak Anto, Penjaga Perpustakaan , Ketua OSIS, Penjaga Counter Parfum, Guard Park, Pak Ari, Bu Sisil, sopir Robin, Petugas Proyektor, Wati (Penjaga Studio Dua).
Amanat
  1. Jangan menyia-nyiakan masa remaja dengan kegiatan yang tidak berguna tetapi isilah dengan kegiatan-kegiatan yang positif sebagai bekal di masa depan.
  2. Hati-hatilah dalam pergaulan, dan jangan memandang remeh orang lain
  3. Rajin belajar
  4. Jangan sombong dengan harta kekayaan orang tua
  5. Jika membenci seseorang hendaknya biasa saja karena mungkin sustu saat ia menjadi orang yang kita cintai
  6. Cintailah pasanganmu dengan perasaan cinta yang tulus bukan atas dasar yang lain.

Latar: Basement sekolah, sekolah Stella, ruang kelas, ruang olahraga, kantin, gerbang sekolah, perpustakaan, halte bis, rumah Stella, bioskop, tempat konser, taman, counter parfum, ruang makan, tempat karcis, toilet sekolah, kostan Lusi, kamar ayah Stella, Planetarium, bus sekolah, bus karya wisata, tempat parkir, arena taman rekreasi, dapur, tangga sekolah, pintu masuk studio bioskop, kamar ganti pakaian, ruang kelas 2-5, lapangan upacara.

Alur: menggunakan alur maju

Minggu, 01 Juni 2008

Sinopsis

Judul Novel: 10 Kencan Romantis Stella
Pengarang: Charon
Stella adalah seorang anak SMA kelas 2-5, ia salah satu anak yang pintar di kelasnya, tetapi tidak populer. Ia masuk ke sekolah tersebut dengan bantuan bea siswa dari sekolahnya waktu SMP. Stella tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai manajer bioskop sedang ibunya sudah meninggal karena sakit.
Stella berpacaran denagan Randy ketua tim basket sekolahnya, yang kemudian sangat Stella benci, karena Randy memutuskan Stella dengan alasan Randy hanya memanfaatkannya.
Disinilah dimulai hari-hari yang menjemukan bagi Stella kareana stelah diputskan Randy, hadir Robin Robin dalam kehidupan Stella. Tapi kehadirannya bukan sebagai pacar Stella, melainkan karena keusilan Robin dalam kesehariannya di sekolah terhadap Stella. Maklum Robin walaupun sebagai ketua kelas ia terkenal sebagai siswa yang jahil terutama terhadap Stella. alasan Robin selalu jahil kepada Stella karena menurutnya Stella seorang siswa yang aneh dan unik. Dimana rekan-rekannya Stella sibuk ngegosip, ngomongin trend mode, sepatu, kosmetik, hura-hura, Stella masih sempat-sempatnya belajar. Teman-teman Stella memang berasal dari keluaraga yang kaya, makanya mereka tidak ambil pusing dengan sekolahnya, yang penting populer dan have fun.
Saking usilnya Robin dimana pun ada kesempatan Robin selalu menganggu Stella, sehingga Stella sangat Benci pada Robin, dan berusaha mencari kelemahan Robin untuk membalasya. Namun semakin Stella berusaha membalasnya semakin dahsyat Robin mengganggunya. Pokoknya Stella amat BT dengan ulah Robin, tetapi semua pandangan Stella berubah setelah mengetahui Robin kenal baik dengan Pak Rusli penjaga sekolah dan anjingnya Si Bleki. Maklum Pak Rusli selalu terlupakan oleh teman-teman sekolah Stella, hanya Stella yang berteman baik dengan Pak Rusli.
Stella mempunyai teman curhat yaitu Lusi, teman Stella menjaga karcis di bioskop tempat ayahnya bekerja. Setiap kali ada kesempatan Stella selalu menceritakan kejadian yang dialaminya di sekolah terutama tentang kejahilan Robin terhadap dirinya.
Karena saking seringnya Stella bercerita tentang Robin, Lusi menyarankan Stella untuk jadiab dengan Robin. Karena menurut Lusi, ia melihat sinyal-sinyal cinta di mata Stella. Namun Stella menafikannya, karena menurut Stella antara dia dan Robin adalah berbanding terbalik seperti kucing dan anjing yang selalu bertengkar.
Tapi keyakinan Stella berubah ketika Robin bertemu dengan Lusi di bioskop tempat Stella bekerja, yang tanpa sepengetahuan Stella, Lusi menanyakan isi hati Robin pada Stella. Yang ternyata, dibalik kejahilan Robin sebenarnya Robin sangat menyukai Stella. Kemudian Lusi menyarankan Robin untuk mengungkapkannya pada Stella sabtu depan berhubung Stella hari itu berulang tahun.
Akhirnya dihari yang ditunggu-tunggu oleh Robin, Robin mengajak Stella ke taman. Walaupun terkesan aneh, Stella menurut saja pada ajakan Robin. Tiba di taman yang sepi Stella sudah berburuk sangka pada Robin bahwa Robin akan mencelakainya. Di taman Robin menghela napas panjang mempersiapkan diri, dan memendang mata Stella lekat-lekat sambil mengucapkan "Aku menyukaimu Stella". Stella tidak percaya, ternyata dugaan Lusi selama ini memang benar. Kemudian dengan berdebar-debar Robin melanjutkan ucapannya "Apakah kamu menyukaiku, Stella?". Walaupun serasa tidak percaya dengan apa yang terjadi, dengan mantap Stella menjawab " Aku juga menyukaimu Robin!". Semenjak itu Robin dan Stella berpacaran, yang membuat diri Stella berubah lebih menyenangkan.

Kamis, 29 Mei 2008

keterbacaan

Masalahnya, bagaimana menjadikan "agama publik"sebagaimama kekuatan transporatif guna merajut kehidupan politik yang demokratis. Bisa ditengarai tiga level wacana" agama publik ''. Pertama, ''agama publik'' memperlakukan warga negara berdasar agama. Dalam wacana ini, agama menjadi tolak ukur kebijakan negara. Bertarung pada state level, wacana ini mengambil bentuk negara agama. Wacana ini tidak demokratis sebab eksklusif dan diskriminatif. Eksklusif, karena bartumpu pada asas superioritas, prioritas, dan mayoritas dalam memperlakukan warga . Diskriminatif, karena membedakan warga negara. Kedua, "agama publik" mempertaruhkan wacana agama tanpa kompromi. Berjuang pada political society level wacana ini membentuk partai politik agama. Wadah ini berkonotasi eksklusivisme karena simbol-simbol agama
Judul wacana :Civil Society
Jumlah kalimat dalam 100 kata :9,5
Jumlah suku kata dalam 100 kata :293
Hasil kali jumlah suku kata dengan 0,6 :293*0,6 :175,8
Grafik fry umur : 15
Grafik fry kelas : smp
Sumber :http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0607/14/opini/2741974.htm
Komentar saya mengenai kalimat dengan menggunakan pola spiral sangat bagus dan bermanfaat bagi mahasiswa jurusan PGSD,khususnya saya. Karena setelah dipelajari pola spiral ini bisa diajarkan di sekolah dasar khususnya di kelas tinggi. Penguasaan kalimat bagi saya sangat penting. Karena pada dasarnya dalam sebuah wacana terdiri dari kalimat-kalimat yang sudah terpola sebelumnya. Sehingga pemahaman siswa pun lebih mudah. Selain itu juga, pola spiral ini berguna dalam pembuatan sebuah wacana.

Rabu, 12 Maret 2008

Tanggapan Jurnal Tentang "Pembalajaran Kalimat Bahasa Indonesia dengan Pola Spiral"

Menurut saya tulisan mengenai "Pembelajaran Kalimat Bahasa Indonesia dengan Pola Spiral" sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya saya sebagai calon guru SD yang dituntut menguasai pembelajaran tentang kalimat. Tulisan ini sangat membantu saya dalam menyampaikan pembelajaran tentang kalimat pada siswa. Penyajian tulisan ini dimulai dengan menyajikan teori-teori tentang pola dasar kalimat,penerapan pola-pola tersebut serta hasil yang dicapai dari penelitian tentang pola dasar kalimat tersebut.Tulisan ini memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana melaksanakan pembelajaran pola kalimat di Sekolah Dasar dimulai dari yang termudah hingga yang tersulit.Sehingga sangat berguna bagi saya dalam melaksanakan pembelajaran di SD.